Umsida.ac.id – “Walaupun kita berada di tengah pandemi, jangan sampai semangat kita luntur dan pudar untuk menyambut tahun baru akademik ini,” pungkas Dr H Emil Elestianto Dardak BBus MSc, Wakil Gubernur Jawa Timur dalam Penutupan Forum Ta’aruf Mahasiswa 2020 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), pada Minggu (27/9).
Dalam sesinya, pria berumur 36 tahun itu memaparkan perihal membangun mahasiswa yang berintegritas, kreatif, inovatif, peduli, dan tangguh berbasis nilai-nilai Islam. “Kalau kita bedah betul, berintegritas itu kata kuncinya bisa dipercaya dan amanah. Berkata apa yang ada di dalam hati dan menjalankannya dengan sebaik-baiknya,” jelasnya
Kreatif dan inovatif, sambungnya, merupakan memiliki wawasan yang luas dan mewujudkannya. “Dan peduli, inilah yang penting. Kita bisa jujur, bekerja keras dan cerdas, tapi kita peduli tidak dengan sekitar kita? Inilah yang kemudian dituntut bahwa mahasiswa berbuat untuk masyarakat kita. Kita harus senantiasa peduli dan ikut berperan serta dalam apa yang terjadi di sekitar kita,” timbal Wakil Gubernur Jatim sekaligus Chief Business Development and Communication – Executive Vice President di PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Emil Dardak, menyebut hidup bukan untuk diri sendiri, tapi hidup untuk masyarakat. “Karena Allah telah memberi kesempatan untuk kita, maka berbuatlah kebaikan kepada sesama sebagai cara untuk mewujudkan rasa syukur kita,” imbuhnya.
“Di tengah pandemi covid-19 ini terjadi akselerasi yang luar biasa terhadap ilmu pengetahuan. Setiap hari ada temuan-temuan baru yang berusaha menjawab tantangan-tantangan di tengah masyarakat. Inovasi tersebut lahir supaya kita tetap bertahan hidup di tengah pendemi,” paparnya.
Doctor lulusan Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, ini juga mengatakan bahwa momen pandemi ini merupakan suatu momen di mana siklus pergerakan sangat cepat. “Maka kita juga berharap bahwa generasi sekarang ini adalah generasi yang tangguh. Generasi yang mengawali pasca sekolah menengahnya yang menuntut sebuah kreativitas, kedisplinan, dan ketangguhan. Jangan kemudian, karena belajar di rumah malah jadi mager. Tahu ya mager? Malas gerak,” lanjutnya sambil tertawa.
“Anak muda jangan mager, jangan baper. Tidak ada alasan untuk mager walaupun kita harus menegakkan protokol kesehatan. Walaupun tidak datang ke kampus, bukan berarti kemudian kita tidak menjalankan kehidupan berkampus. Kehidupan di kampus ini menjadi sangat penting, bukan hanya untuk mengejar ijazah. Sebenarnya berada di dalam kampus itu yang dilihat juga jaringan almamater dan kegiatan di luar kelas,” tegas Emil.
ditulis : Iis Wulandari
Edit : Etik Siswati Ningrum